Si Sompret
punya tradisi. dan itu sudah turun temurun terjadi di kampungnya.
Tradisi itu, minum kopi di warung saban memulai pagi. Suatu masa, Si
Tengil yang memang seorang juragan coklat mulai memperkenalkan coklat
panas ke warung-warung kopi yang ada di sekitar lingkungan si Sompret.
Karena si Tengil memang seorang pengusaha, dia pun mengusahakan keras
agar tradisi minum kopi diganti dengan minum coklat panas.
Untuk upayanya membangun tradisi baru itu, tentu saja tak mudah bagi si Tengil. Meski sudah mendapat dukungan dari pejabat setempat, dan mempersulit distribusi kopi ke kampung Si Sompret, namun tetap saja jualan Si Tengil sepi. Lantas, sederet kampanye negatif pun dimulai untuk memuluskan tradisi baru yang dipelopori si Tengil. Suatu ketika, SI Tengil muncul di warung tempat biasa Si Sompret dan kawan-kawannya memulai pagi dengan menyeruput kopi.
Untuk upayanya membangun tradisi baru itu, tentu saja tak mudah bagi si Tengil. Meski sudah mendapat dukungan dari pejabat setempat, dan mempersulit distribusi kopi ke kampung Si Sompret, namun tetap saja jualan Si Tengil sepi. Lantas, sederet kampanye negatif pun dimulai untuk memuluskan tradisi baru yang dipelopori si Tengil. Suatu ketika, SI Tengil muncul di warung tempat biasa Si Sompret dan kawan-kawannya memulai pagi dengan menyeruput kopi.
Dengan
kehendak yang dipaksakan, Si Tengil mulai berkampanye perihal jahatnya
kopi. Tentu saja Si Sompret dan warga kampung yang biasa minum kopi tak
terima. Si Tengil pun jadi bulan-bulanan. Bahkan, lebih ekstrim dan tak
mencerminkan toleransi seperti yang dipahami Si Tengil, Si Tengil pun
dipaksa minum kopi panas dan diguyur sisa kopi. Kerusuhan pun tersulut,
bahkan meluas. Kalau sudah begini, Pak polisi pun bingung.
Situasi pelik ini kemudian digunakan sejumput orang untuk memulai karir politiknya. Serta tentu saja media masaa yang ingin memperbaiki kelesuan bisnisnya.
Kini, kampung Si Sompret yang sebelumnya terdengar aman, mulai dipenuhi kecemasan. Teror dimana-mana. Tak ada lagi yang mendiskusikan nikmatnya kopi seduhan dikala pagi mulai mengembang. Tiba-tiba kopi menjadi hantu yang menakutkan...karena dikonsumsi warga yang intoleran, radikal dan lainsebagainya...
HT.
Penikmat Teh Panas, Teh Tarik dan Es Teh Manis...
Situasi pelik ini kemudian digunakan sejumput orang untuk memulai karir politiknya. Serta tentu saja media masaa yang ingin memperbaiki kelesuan bisnisnya.
Kini, kampung Si Sompret yang sebelumnya terdengar aman, mulai dipenuhi kecemasan. Teror dimana-mana. Tak ada lagi yang mendiskusikan nikmatnya kopi seduhan dikala pagi mulai mengembang. Tiba-tiba kopi menjadi hantu yang menakutkan...karena dikonsumsi warga yang intoleran, radikal dan lainsebagainya...
HT.
Penikmat Teh Panas, Teh Tarik dan Es Teh Manis...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Pesan