l'histoire re petite. Sejarah pasti berulang. Semasa hidup Latta adalah seorang yang dermawan. Dia membuat roti dan mengadon tepung dengan tangannya sendiri. Roti itu kemudian dibagikannya kepada pelintas kota mekah dan peziarah kabah. Setelah dia mati, kemurahan hatinya itu menimbulkan kerinduan bagi banyak orang. Maka patung Latta didirikan sebagai monumen terhadap kebaikan. Belakangan cinta berubah menjadi fanatisme. Dan banyak orang mengubah monumen Latta menjadi sesembahan. Apakah salah Latta, bila akhirnya dia menjadi berhala?
Di dunia yang fana ini, netralitas tak ada. Jadi jangan berpikir kalau Anda adalah orang yang netral. Ketika saya mencoba melerai perkelahian dua orang sahabat saya, saya memeluk salah seorang dari mereka dengan NIAT menghentikan keributan. Tapi saya keliru. Ketika saya peluk dia, maka sahabat saya yang lain berupaya mencuri pukul orang yang saya peluk. Kemudian saya berganti memeluk dia, dan orang yang tadi saya peluk kemudian dengan leluasa membalas pukulan orang yang saya peluk.
-Betul kata Rendra, "niat baik tak selalu berguna, niat baik dan niat baik bisa berlaga"-
Dunia ini diciptakan dengan segala antagonismenya. Ada jelek, ada baik. Ada hitam, ada putih. Ada malam, ada terang. Pilihannya adalah Anda duduk di salah satu dari keduanya. Jadi, hitam-putih, jelek-baik, gelap-terang adalah mutlak urusan tempat duduk. Anda tak bisa duduk di antara, hanya karena ingin meyakinkan kepada diri sendiri atau orang-orang bahwa Anda adalah orang yang netral.
Bulan Desember, adalah bulannya Gus Dur. Semasa hidup, beliau adalah orang yang berupaya menjadi bijak dengan mendamaikan dua pertentangan atau lebih. Terus, apakah Gus Dur netral? Atau dia mau menunjukkan pada Anda tentang netralitas? Tidak! Gus Dur adalah orang yang memihak!. Dia tidak duduk di antara. Dia tidak netral! Dia duduk di tempat duduknya. Dan tempat duduknya adalah kesadaran. Itu adalah tempat duduk pilihan Gus Dur. Bahwa benar semua perbedaan adalah hukum alam. Sunatullah. Apa yang dikerjakan Gus Dur semasa hidupnya adalah upaya-upaya memperlihatkan bahwa kita memang berbeda. Dan dibutuhkan kesadaran untuk memahami bahwa kita benar-benar beda.
Sekarang fisik Gus Dur tak bisa kita lihat lagi berdiri dan berjalan di atas bumi ini. Hanya kenangan yang hidup di ingatan. Dia tak pernah minta dijadikan pahlawan. Dia tak pernah minta dijadikan BERHALA...
-HT-
Di dunia yang fana ini, netralitas tak ada. Jadi jangan berpikir kalau Anda adalah orang yang netral. Ketika saya mencoba melerai perkelahian dua orang sahabat saya, saya memeluk salah seorang dari mereka dengan NIAT menghentikan keributan. Tapi saya keliru. Ketika saya peluk dia, maka sahabat saya yang lain berupaya mencuri pukul orang yang saya peluk. Kemudian saya berganti memeluk dia, dan orang yang tadi saya peluk kemudian dengan leluasa membalas pukulan orang yang saya peluk.
-Betul kata Rendra, "niat baik tak selalu berguna, niat baik dan niat baik bisa berlaga"-
Dunia ini diciptakan dengan segala antagonismenya. Ada jelek, ada baik. Ada hitam, ada putih. Ada malam, ada terang. Pilihannya adalah Anda duduk di salah satu dari keduanya. Jadi, hitam-putih, jelek-baik, gelap-terang adalah mutlak urusan tempat duduk. Anda tak bisa duduk di antara, hanya karena ingin meyakinkan kepada diri sendiri atau orang-orang bahwa Anda adalah orang yang netral.
Bulan Desember, adalah bulannya Gus Dur. Semasa hidup, beliau adalah orang yang berupaya menjadi bijak dengan mendamaikan dua pertentangan atau lebih. Terus, apakah Gus Dur netral? Atau dia mau menunjukkan pada Anda tentang netralitas? Tidak! Gus Dur adalah orang yang memihak!. Dia tidak duduk di antara. Dia tidak netral! Dia duduk di tempat duduknya. Dan tempat duduknya adalah kesadaran. Itu adalah tempat duduk pilihan Gus Dur. Bahwa benar semua perbedaan adalah hukum alam. Sunatullah. Apa yang dikerjakan Gus Dur semasa hidupnya adalah upaya-upaya memperlihatkan bahwa kita memang berbeda. Dan dibutuhkan kesadaran untuk memahami bahwa kita benar-benar beda.
Sekarang fisik Gus Dur tak bisa kita lihat lagi berdiri dan berjalan di atas bumi ini. Hanya kenangan yang hidup di ingatan. Dia tak pernah minta dijadikan pahlawan. Dia tak pernah minta dijadikan BERHALA...
-HT-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Pesan