Si Sompret
punya tradisi. dan itu sudah turun temurun terjadi di kampungnya.
Tradisi itu, minum kopi di warung saban memulai pagi. Suatu masa, Si
Tengil yang memang seorang juragan coklat mulai memperkenalkan coklat
panas ke warung-warung kopi yang ada di sekitar lingkungan si Sompret.
Karena si Tengil memang seorang pengusaha, dia pun mengusahakan keras
agar tradisi minum kopi diganti dengan minum coklat panas.
Untuk upayanya membangun tradisi baru itu, tentu saja tak mudah bagi si Tengil. Meski sudah mendapat dukungan dari pejabat setempat, dan mempersulit distribusi kopi ke kampung Si Sompret, namun tetap saja jualan Si Tengil sepi. Lantas, sederet kampanye negatif pun dimulai untuk memuluskan tradisi baru yang dipelopori si Tengil. Suatu ketika, SI Tengil muncul di warung tempat biasa Si Sompret dan kawan-kawannya memulai pagi dengan menyeruput kopi.
Untuk upayanya membangun tradisi baru itu, tentu saja tak mudah bagi si Tengil. Meski sudah mendapat dukungan dari pejabat setempat, dan mempersulit distribusi kopi ke kampung Si Sompret, namun tetap saja jualan Si Tengil sepi. Lantas, sederet kampanye negatif pun dimulai untuk memuluskan tradisi baru yang dipelopori si Tengil. Suatu ketika, SI Tengil muncul di warung tempat biasa Si Sompret dan kawan-kawannya memulai pagi dengan menyeruput kopi.