Ketika Penyair SS Curhat...

Sebagai seorang pendukung Pilkada Lewat DPRD, Penyair Lintas Galaksi, Si Sompret kecewa karena sudah dituduh terlibat atas kematian demokrasi, pembunuhan hak rakyat, perampok suara jelata dan macam lagi sebagainya....
Sambil terisak-isak, penyair gagal menjadi salon itu datang ke pertepaanku dan curhat dan nangis, dan meraung.... dia begitu tampak nelangsa dan nestapa akibat pilihannya.


"Bung, coba kau pikir...." kata dia. Aku pun mulai berpikir, sambil memegangi kepalaku. "Kok tega-teganya mereka (kelompok pro Pilkada Langsung) menuduhku ikut bertanggungjawab atas kematian demokrasi, perkosaan hak konstitusi, pemberangus suara sejati? salah apa aku? aku cuma mengingatkan, bahkan kepala daerah yang mereka pilih langsung, itu juga pilihan partai. rakyat dipaksa memilih pilihan yang sudah ada. tiba-tiba ketika aku bergabung di barisan Pro Pilkada Lewat DPRD karir ku dibunuh, eksistensiku sebagai penyair lintas galaksi dipertanyakan. mereka bunuh karakterku semati-matinya. aku dituduh pro Orde Baru dan agen SBY..." rengek Si Sompret. "padahal kau kan tahu, Bung. aku ini anti Soeharto dan anti SBY," lanjut dia terisak-isak.

Lantas sambil terus memegangi kepala (biasanya kalau berpikir tuh begini, bukan megangi dengkul, kecuali ada orang yang otaknya di dengkul), aku senyum kecut.
"lagian kau sih, bung. mau aja ikut obrolan tolol bin guoblok. sekarang ketauan kan, kualitasmu. ternyata rata-rata juga. hahahahaha" sambarku. Si Sompret kaget.
"Maksudmu apa bung?" kata dia dengan nada suara berubah marah.
"Maksudku, ya... ya kau ini penyair Sompret.... hahahahaha" kataku sambil memindahkan tanganku, aku menggaruk dengkul kakiku....