Minggu, 27 Februari 2011

Kasih Ibu dalam Balutan Sastra

Dikutip dari Situseni.com

Written by ilenk rembulan

Linda Djalil : Komunitas Sastra Melembutkan Hati


Reboan

Di tengah situasi politik negeri yang menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa pemarah, komunitas sastra menjalankan peran strategisnya untuk melembutkan hati. Hal ini diungkapkan oleh Linda Djalil, mantan jurnalis Tempo dalam sebuah diskusi akhir tahun yang dihelat di dalam acara bulanan ”Sastra Reboan”.
Keberadaan komunitas sastra tetaplah penting dan harus dipertahankan, karena komunitas sastra adalah sarana pembelajaran dan penghalusan budi, demikian ditambahkan Kurnia Efendi, sastrawan yang piawai menuliskan prosa dan puisi, menyambung pembicaraan Linda Djalil.

Sastra Reboan kali ini menampilkan sebuah tema ”Maha Rahim” atau kasih yang tidak terbatas. Hal ini dikarenakan pada bulan Desember, beberapa hari nasional yang berkenaan dengan kasih seperti hari Ibu, Natal, dan tahun baru Hijriah diperingati.


Acara ini dihelat pada tanggal 22 Desember 2010 mengambil tempat di Warung Apresiasi dan Seni, Bulungan, Jakarta Selatan. Dimulai dengan pembacaan puisi oleh Restoe Prawironegoro Ibrahim yang membacakan dua buah puisinya yang semuanya berkisah tentang perempuan, di mana dikatakan ”perempuan adalah sumber inspirasi yang tidak pernah ada habisnya.” Dan seakan menyambung pernyataan tersebut, pada penampilan selanjutnya seorang penyair perempuan yaitu Rukmi Wisnu Wardani menyajikan dua buah puisinya yang berjudul ”Meja Makan” dan ”Doa Tulang Sumsum.”

Dalam di dalam diskusi tentang komunitas sastra, khususnya Sastra Reboan itu sendiri, Linda Djalil menyoroti perkembangan Sastra Reboan yang sudah seperti Taman Ismail Marzuki kecil. Kurnia Efendi menyebutnya keberadaan komunitas-komunitas sastra berarti adanya upaya untuk semakin mendekatkan sastra kepada masyarakat.

Kanti W. Janis yang datang bersama ibunya mengajak para hadirin untuk bernyanyi Kasih Ibu yang dilanjutkan dengan pembacaan puisi yang berjudul ”Ibuku”. Sementara Teguh Ostenrik, perupa kenamaan Indonesia, membawa hadirin ke suasana pedesaan di Jawa lewat tembang-tembang Jawa yang disuguhkannya. Hal ini patut dibanggakan karena Teguh Ostenrik adalah seniman yang tinggal lama di luar negeri, tetapi ternyata masih memegang teguh kebudayaan negeri sendiri.

Pada perhelatan Sastra Reboan tersebut, turut diramaikan monolog petikan “mengawini ibu” oleh Khrisna Pabhicara, pembacaan puisi oleh Pringadi Abdi Surya, Dian M Balqis dan putrinya yang bernyanyi lagu ”Ibu” ciptaan Iwan Fals, serta Idaman Andarmosoko yang membawakan dua buah puisi terjemahan, di samping tiga buah lagu ciptaan sendiri yang dibawakan oleh sebuah band indie bernama Prisai 4 City.
Sebagai acara tutup tahun, diperkenalkan pengurus-pengurus baru Sastra Reboan oleh Zay Lawanglangit sebelum Ilenk Rembulan, seorang pengurus Sastra Reboan, melakukan pidato kebudayaan yang dimaksudkan selain sebagai refleksi kegiatan bersastra yang telah dilakukan juga rencana-rencana ke depan dalam menumbuhkembangkan minat bersastra di dalam masyarakat, khususnya bagi para anggota komunitas sastra lainnya. Dan untuk memperingati kepergian seorang penyair Asep Sambodja, setelah sebelumnya dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh ketua Sastra Reboan dibacakan puisi-puisi karya beliau oleh Ilenk Rembulan, Setyo Bardono, Salahudien Giez, Khrisna Pabhicara dan Dian M Balqis. Dan menutup rangkaian acara Sastra Reboan di tahun 2010 itu, Nurdin Ahmad Zaki, Widee Bunga Matahari membaca puisi diiringi suara saluang dari Pakcik Ahmad.

Sampai Jumpa di Sastra Reboan Tahun Depan!
Salam dari kami:
Zabidi Zay Lawanglangit
Setiyo Bardono
Ilenk Rembulan
Dorsey Elisabeth Silalahi
Kirana Kejora
Eva Budiastuti
Weni Suryandari
Budhi Setyawan
Dian balqis
Fitri Yuliana
Dedy Tri Riyadi
Nina Yuliana
Nurdin AZ
Irfan Firnanda
Hujan Tarigan
Nuruddin Asyahadie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan

Disclaimer

Selamat datang di C3 Hujan Tarigan. Semua tulisan yang ada di blog ini dapat diapresiasi secara bebas. Silakan mengutip sebagian atau seluruh tulisan asal dengan catatan menyebutkan nama penulis dan alamat Catatan Catatan Cacat. Terima kasih atas kunjungan Anda. dan jabat erat dari Saya.