Oleh: Hujan Tarigan
See, daun-daun jatuh, air mengalir ke hilir.
Waktu bergerak seperti hutan hujan yang tercerahkan sinar mentari pagi
Setiap detik bersamamu adalah doa dan harapan alam semesta
See, adakah kau dengar detak riak semangat revolusi?
Benar kita tak pernah dekat dan bersapa mesra seperti kumbang dan kembang di taman sari kebebasan
Tapi, semangat maju dan mempertahankan kemerdekaan tetap bergelora dalam hati kita
See, kau dengar? Angin timur memanggil? Kita masih jauh dari cita-cita
Belum sayang, bahkan apapun belum kita dapatkan
See, kita masih terendam dalam air kehidupan yang menggenang sebatas lutut
Belum jauh betul kita mengalir menuju tujuan.
Kau tetap bersamaku
Seperti deru api di tingkap kayu di tungku
Kita adalah mesin yang siap membakar ketel uap
Diantara keringat buruh yang jatuh
See, kita satu, kita satu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Pesan