Sepi Menjadi Bencana

Oleh Hujan Tarigan

Sepi menjadi kaca yang pecah ke seantero dunia
Oh.. fana.
Mereka bercerita, berkisah barata yudha
Tentang bisma yang gugur dihujani panah arjuna dan sri kanda
Oh, mereka katakan dusta sangkuni meraja di lembah pratiwi Indonesia raya.

Peradaban macam apa yang sedang kita bangun?
Sedang pemimpin-pemimpi sibuk tertegun
Pembangunan macam apa yang sedang berlangsung?
Rakyat lapar terus disesatkan bingung

Sepi meraja, terhampar di setiap sudut lantai bumi
Oh, bahw perang elit politik ini adalah sandiwara
Yang menjemukan dan berlangsung lama
Dan rakyat terus digelapkan dengan segala macam kabar yang samar
Oh, mereka bilang, bahwa rakyat hari ini perlu dihibur dengan mimpi-mimpi dan banyolan terhadap nasib, maka itu mereka butuh pemimpin pemimpi.

Kita, yang lahir di Indonesia, telah sadar lama
Betapa nasib di tanah ini telah ditakar kadar qadar nya
Tentara tak lagi mejaga batas dan kedaulatan Negara, tetapi hanya mejadi anjing penjaga tuan tanah, lihatlah puluhan pulau hilang dan ramai-ramai rakyat meminta suaka pada tetangga
Hakim beserta kitab hukumnya dibeli dan diperintah untuh menyerukan suara pemerintah, pengadilan dibuka hanya untuk gembel dan tukang protes
Ulama dipesan agar saling berfatwa, fitnah memfitnah, menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal
Media digelapkan dengan simpang siur, sehingga tak bisa lagi dibedakan mana kabar mana kabur
Pengusaha rebutan berkuasa, menjual isi air dan tanah. Dan kerakusan mereka melahirkan sederetan bencana
Seniman hanya bisa larung dalam karya-karya yang memabukkan, indah tak bertepi, mencabuli diri sendiri
Dan rakyat…. Dan rakyat dibiarkan tenggelam mengejar mimpi yang diimpor dari luar negeri, membeli merek-merek asing yang tak terpikir sama sekali

Oh… sepi macam apa yang tengh bergelayut di hati saudara semuanya?

Binjai, Oktober 2009