Oleh: Hujan Tarigan

Sepi menjadi kaca yang pecah
berhamburan ke seantero dunia
Mereka bercerita barata yudha
Tentang bisma yang gugur dihujani panah
mereka katakan dusta sangkuni meraja
di lembah pratiwi Indonesia raya.
Wahai, peradaban macam apa
yang sedang kita pola dan bangun?
Sedang pemimpin-pemimpi
sibuk tertegun
Apa yang sedang berlangsung?
Rakyat lapar disesatkan bingung
Sepi macam apa,
yang tengah bergelayut di hati kita?
Oh, sandiwara elit di atas sana
sangat memuakkan dan berlangsung lama
rakyat terus digelapkan
dengan segala kabar yang samar
Oh, mereka bilang, bahwa rakyat
perlu dihibur dengan ilusi
dan banyolan terhadap nasib,
karena itu, rakyat butuh pemimpin pemimpi
Kita yang lahir di negeri ini,
mengerti, nasib dan harga diri
telah ditakar kadar qadar nya
Tentara tak lagi menjaga marwah bangsa
tapi hanya menjadi pengawal tuan tanah,
lihatlah pantai-pantai hilang
dan rakyat minta suaka pada tetangga
Hakim beserta kitab hukumnya
dibeli dan disumpah
untuh menyerukan suara pemerintah,
pengadilan hanya untuk gembel dan tukang protes
Agamawan dipesan saling berfatwa,
saling bid'ah dan saling fitnah
Oh, Media digelapkan
dengan berita simpang siur,
sehingga tak bisa lagi dibedakan
mana kabar mana kabur
Oh, Pengusaha rebutan berkuasa,
menjual isi air dan tanah.
Dan kerakusan mereka
menyebabkan sederet bencana
Seniman hanya bisa larung
dalam karya yang memabukkan,
indah tak bertepi,
mencabuli diri sendiri
Dan kita dibiarkan tenggelam
mengejar mimpi yang diimpor dari luar negeri,
membeli hal yang asing
yang tak terpikir sama sekali
Dan, sepi macam apa
yang tengah bergelayut di hati kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Pesan