Senin, 29 Desember 2014

Tentang Harta Anton Bisa


Oleh: Hujan Tarigan

Kalian pasti tahu siapa Anton Bisa.  Lelaki yang tak habis menjadi bahan cerita itu benar-benar sosok yang mengagumkan. Dia menjadi inspirator sepanjang sejarah, karena satu kata yang keluar dari mulutnya mampu menggerakkan sistim sel saraf motorik dan otot- otot pendengarnya untuk mengikuti anjuran dan teriakannya yang memang penuh optimistik serta bertenaga.

“Bisa” adalah satu kata yang mampu meruntuhkan tiang langit sekaligus menegakkannya kembali. Dan kunci kesuksesan Anton Bisa adalah di sana.


 Kalian mungkin pernah dengar bagaimana bisa dia menggerakkan perekonomian satu wilayah tertinggal di masanya yang kemudian menjadi sebuah wilayah yang makmur hari ini, hanya dengan satu kata sarat dengan kekuatan luar biasa. Dengan “bisa”, semua yang mati kembali hidup. Semua yang terbenam kembali berkilau. 

Pendek kata, Anton Bisa adalah legenda yang mengawali karir kekuasaannya dengan menjadi motivator bersenjatautamakan “bisa”.  Dia adalah paman yang baik hati karena selalu menyediakan permen di kantung kemejanya. Dan permen itu bermerk “Bisa”.

Namun ada satu hal yang agaknya kalian tak pernah dengar mengenai Anton Bisa.  Ini terkait dengan peninggalan dan pusaka yang dititipkannya untuk kita, generasi hari ini. Mungkin karena satu dan lain hal, maka kalian enggan untuk menyimak riwayat-riwayat pusaka yang berhasil kita kumpulkan dan kemudian rekonstruksi ulang. 

Berbagai puak telah memberikan kesaksian, bahwa konon Anton Bisa benar-benar bisa menyatukan kita hingga hari ini. Sehingga kita bisa menikmati hari-hari tanpa kesenduan yang muncul dari mata kita.  Dan dari kisah-kisah yang kita anyam bersama, muncul citra utama dari seorang Anton Bisa, yakni harta yang luar biasa banyaknya.

Sebagaimana kita tahu, Anton Bisa meninggalkan sejarah agung bagi wangsa yang hidup di lembah ini. Patung dan prasasti mengenai hidupnya tertatah dengan megah. Dia mati dalam keadaan yang luar biasa membanggakan ketika melawan kolonial dan penajajahan wangsa lain yang mencoba merebut hasil kerja keras orang terdahulu kita. Dan kedukaan yang memilukan, adalah, meski dia memiliki ribuan anak “bisa”, Anton Bisa tak memiliki seorang putra biologis sebagai penerus trah. 

Setelah kematiannya melawan penjajahan wangsa lain, tiba-tiba, harta yang dipilinnya dari atas panggung motivasi raib ditelan bumi. Batu permata, logam mulia dan uang tunainya hambus moksa. Kabar itu menjadi simpang siur. Meski tak kabur, kisah mengenai harta Anton Bisa hingga kini cukup menarik dibahas bahkan di ruang-ruang seminar dan lokakarya. 

“Gila benar. Padahal kesaktian Datuk Pukat tak bisa diremehkan siapapun. Tapi alangkah kecewanya si Murad yang sudah menghabiskan miliaran uang untuk bisa menemukan harta peninggalan Anton Bisa,” ujar Solihin. 

“Gagal lagi! Setiap emas yang berhasil diambil dan diangkat, berubah! Tak secuil pun yang asli! Padahal sudah diambil bertonton dari perut bumi. Semuanya menjadi kuningan biasa dan tak memiliki harga. Si Murad pantas kecewa dengan Datuk Pukat. Malangnya lelaki itu...” sambut Sangkot.

Upaya demi upaya terus dilakukan baik warga atau negara untuk bisa mengendus keberadaan kekayaan Anton Bisa yang konon kabarnya bisa menghidupi wangsa ini sepanjang tujuh keturunan. Dan si Murad, pengusaha meubel kayu jati itu seperti sudah langgananan untuk menemukan kegagalan dalam memecahkan teka-teki harta Anton Bisa.

Sementara Datuk Pukat, sungguh benar-benar orang sakti dan sangat disegani oleh segenap dukun di penjuru negeri. Berita kegagalan Datuk Pukat dalam menembus dimensi keberadaan harta Anton Bisa tentu saja menjadi berita besar bagi wangsa kami hari ini.

Berbagai puak dan kepala suku acap kali dikumpulkan di dalam sebuah pertemuan ilmiah. Mereka dimintakan kesaksiannya mengenai titik-titik lokasi yang diyakini sebagai kuburan harta Anton Bisa. Gagal dan gagal. Tim riset eskavasi dan antropolog hanya bisa gigit jari untuk sementara ini. Sementara biaya dan anggaran yang sudah habis untuk hal itu sungguh sudah di luar batas-batas logika kita yang hidup hari ini.
Teka-teki harta Anton Bisa menjadi kisah tersendiri. Sepeti sebuah novel, pengarang membutuhkan banyak bab untuk menyajikan secara utuh mengenai keberadaan harta-harta itu. Sayangnya tak satupun benar dan terbukti bahwa Anton Bisa memiliki harta yang berlimpah-limpah.

“Aku tak pernah gagal dalam upaya apapun. Aku menguasai ilmu ghaib. Dan ketika kebenaran tak mampu ditunjukkan secara ilmiah, ilmuku mampu menembus itu semua,” ujar Datuk Pukat sambil menggeleng-gelengkan kepala. Kekecawaan masih terasa di matanya. Lelaki itu menahan geram karena kini sekonyong-konyok kesaktiannnya menjadi bahan tertawaan.

“Sekarang semua orang menyepelekan kesaktianku. Dan media sudah melengkapi kehancuran reputasiku,” sesal dia sambil terus menunjukkan wajah. “aku benar-benar sudah menjadi orang paling bodoh sedunia. Dan tak kusangka Anton Bisa, bisa melakukan itu,” lanjutnya.

Datuk Pukat bukan sembarang orang yang menguasai ilmu supranatural. Sebagaimana kita tahu, wangsa kita adalah sebuah wangsa yang menjunjung kecerdasa pendahulunya. Bayangkan, untuk mencari sepotong jarum yang jatuh di dasar laut, Datuk Pukat hanya perlu beberapa waktu untuk bisa mengambilnya dan memperlihatkan jarum itu kepada kita. Dengan menatap baskom berisi air, dia bisa mendeteksi seakurat radar dalam sistim kemiliteran  kita. 

Oleh kebisaannya itu, Datuk Pukat telah  masuk dalam jajaran 10 orang paling berpengaruh di negeri kita. Dia menyandang banyak gelar. Salah satunya sebagai selebrita. Banyak orang terkesima dibuatnya. Dari balik layar kaca, orang mampu melihat kesaktiannya secara langsung. Generasi kita  patut bangga pada dukun yang satu ini. Karena kita hanya bisa mendengar sejarah Anton Bisa, sedang Datuk Pukat, kita dapat menatapnya hari ini juga. Anton Bisa bisa jadi cerita. Tapi Datuk Pukat adalah berita.

Dan hari ini kita semua, yang hidup di negeri ini merasa terluka dengan pemberitaan media yang menyudutkan Datuk Pukat. Lelaki sepuh yang hidup di tiga jaman kekuasaan itu kini seperti legenda yang bisa jadi bernasib sama seperti Anton Bisa.  Yakni hanya hidup di dalam cerita. 

“Sistim pembacaanku tak pernah meleset. Kau tahu, bahkan aku bisa prediksi kotoran burung yang jatuh dan menimpa kepalamu,” ujar dia dengan mata berkaca-kaca.

Tiba-tiba aku melihat sisi lain dari diri seorang Datuk Pukat. Lelaki sepuh yang tak setiap orang berani menyebut namanya itu, kini menjadi seorang anak kecil di hadapanku. Dia menghiba, mengharap pengakuannya didengar. Datuk Pukat tengah memantapkan kebisaannya di hadapan warisan Anton Bisa.

Di hadapan kami teronggok cawan yang terbuat dari logam sepuhan kuningan. Secara ilmiah, benda benda itu terdeteksi dari jaman Anton Bisa. Sayangnya, hasil uji lab memutuskan cawan-cawan itu sebagai kuningan biasa. 

“Anton Bisa benar-benar orang yang mengagumkan, kau tau?” tanya dia kepadaku. Aku melihat lelaki itu melempar seulas senyum sambil meneteskan air mata.

“Maksud Datuk? Apakah selama ini Anton Bisa hanya cerita dan legenda biasa?” tanyaku. Dia menggeleng sambil terus mempertahankan senyumnya.

“Ada hal yang wangsa ini harus tahu, tapi aku tak berani mengatakannya,” kata dia. Aku bergidik. Tiba-tiba ruangan tempat kami berbincang menjadi dingin. Bisa jadi karena AC, bisa jadi pula karena raut wajah Datuk Pukat berubah menjadi dingin.

“Kenapa Datuk Pukat, berkata demikian?” tanyaku penasaran.

“Apakah kau bisa kupercaya?” tanya dia. Aku menelan ludah. Sepertinya tak lama lagi, paranormal sekaligus sejarawan ini akan membongkar sebuah rahasia.

Di hadapan kalian, aku mengakui bahwa aku bukan orang yang bisa dipercaya seratus persen. Pemotongan dan penambahan bisa saja keluar dari mulutku yang celaka ini. Tapi untuk sebuah rahasia, aku upayakan untuk berkata, aku bisa dipercaya.

“Semoga Datuk. Aku bisa dipercaya,” jawabku mantab.

“Anton Bisa hidup dalam semangat. Dia adalah spirit. Dia adalah ruh. Kata “Bisa” yang keluar dari mulutnya itu bukan kata biasa,” ujar dia terpotong.

“Ya, saya tahu, Datuk”

“Dan Anton Bisa tidak sekadar berkata “bisa”, tapi dia benar-benar bisa membuktikannya,” sambung dia sambil mengedipkan matanya. Sejurus bola matanya seperti diserang sawan. Sepasang biji matanya naik ke kelopak atas sehingga hanya putihnya yang terlihat.  Datuk Pukat seperti sedang kerasukan. Suaranya pun ikut berubah.

Aku mulai tak nyaman melihat datuk lanjut itu. Tangannya yang dilipat di atas meja berubah menegang, seperti menggenggam sesuatu. Berapa lama kemudian, keadaan kembali normal. Datuk Pukat menghentikan aksinya yang membuatku takut. 

“Coba lihat ini,” kata dia memperlihatkan cawan yang ada di hadapan kami. Aku menarik salah satu benda yang konon berhasil ditariknya dari perut bumi secara ghoib.”

“Seperti emas, Datuk. Apakah benar ini emas?”

“Tidak. Secara ilmiah itu memang bukan emas. Dan secara keilmuanku, itu pun bukan emas,” kata dia dengan serius.

“Terus?”

“Semua harta Anton Bisa adalah kuningan. Bahkan di dasar bumi, benda-benda yang sama seperti ini masih banyak berselemak,” 

“Dan semuanya?”

“Semuanya, kuningan!”

“Kenapa bisa?”

“Ya bisa saja, namanya juga Anton Bisa,”

“Maksud Datuk?”

“Anton Bisa memang hanya punya kuningan dan barang sepuhan,” kata Datuk Pukat sambil membelai janggutnya yang sudah tak lagi rata hitam.

Tiba-tiba kepalaku berat seperti ditimpa satu ton cerita mengenai keberadaan emas-emas milik Anton Bisa. Aku ingin membantah cerita Datuk Pukat. Tapi dengan ilmuku, pengetahuanku dan kebisaanku yang terbatas, aku mengurungkannya. Lagian Anton Bisa cuma cerita sedangkan Datuk Pukat ini berita. Aku tak tahu mana yang mesti aku percaya.

Sejak popularitasnya menukik, kesehatan Datuk Pukat ikut menurun. Dia menghilangkan diri dari hiruk pikuk dunia yang penuh gemerlap. Empat bulan setelah kegagalannya dalam ekspedisi Harta Anton Bisa, Datuk Pukat pun menutup mata di kampungnya. Dia mungkin saja tetap sebagai panutan bila berani membalik  pandangan orang-orang mengenai harta Anton Bisa di akhir masa kejayaannya. Sayangnya dia memilih untuk menjadi gagal karena tak berani mengatakan bahwa Anton Bisa tak memiliki kemewahan seperti kata cerita. Dia tak mau merusak apa yang sudah ada. 

Kebanggaan wangsa ini adalah memiliki sejarah agung Anton Bisa beserta kisah harta warisannya. Dan Datuk Pukat memilih bangga menjadi bagian dari wangsa ini. 

Kepada kalian, aku katakan sesuatu. Biar pun langit roboh dan menimpa kita, aku percaya, Anton Bisa adalah legenda yang memiliki senjata utama kata-kata“bisa”.  Dan karena itu, Anton Bisa bisa tak meninggalkan warisan benda kepada kita.  Warisan terdahsyatnya bukanlah benda, seperti kata cerita.  Tapi adalah Anton Bisa sendiri dan cerita-cerita mengenai dia. Aku sudah melihat itu, beberapa waktu yang lalu, ketika Datuk Pukat kerasukan spirit agung. 

Binjai 18 September 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan

Disclaimer

Selamat datang di C3 Hujan Tarigan. Semua tulisan yang ada di blog ini dapat diapresiasi secara bebas. Silakan mengutip sebagian atau seluruh tulisan asal dengan catatan menyebutkan nama penulis dan alamat Catatan Catatan Cacat. Terima kasih atas kunjungan Anda. dan jabat erat dari Saya.